The Lesson that We Got

Banyak orang yang berkata, setiap dari perpisahan selalu membawa sebuah makna. In every goodbye, there's always the good thing.

Tak terasa waktu bergulir dengan sangat cepat, tugas-tugas pun tak terasa telah dapat dilalui semuanya. Semester yang lumayan penuh dengan kegilaan ini pun tinggal sedikit lagi, lalu kembali akan dilanjutkan ke semester berikutnya yang mungkin juga akan penuh kegilaan lainnya.

Mata kuliah Analisis Sistem Informasi... Dilihat dari namanya, sejak awal saya sudah menduga bahwa pelajaran ini bermain dalam logika berpikir dan bukanlah sekedar hapalan. Tentu saja ini bagus, karena menghapal adalah hal yang berat... Dikarenakan saya lebih bisa membuat suatu pernyataan dalam waktu singkat atau saya sering menyebutnya dalam 3 detik, dibanding dengan harus menghapal titik koma dalam suatu teks. Itu hal yang berat... karena pada akhirnya saya suka mengubah kata-kata yang berada di dalamnya menjadi kata-kata yang lebih mudah untuk saya cerna sendiri.

Nah, kembali ke mata kuliah Analisis Sistem Informasi, selama satu semester ini, saya merasa pola pikir kami semakin dilatih agar dapat berpikir lebih kritis dan lebih luas, bukan hanya memandang hal dari satu sudut, namun juga dari sudut lainnya. Selain itu, kami pun dilatih untuk kembali rajin membaca dan menulis (*membaca dan menulis merupakan penyakit akut bagi sebagian besar pelajar), tentu saja ini merupakan hal yang baik, walaupun pada awalnya juga terasa berat dan agak malas. Namun, itu sudah berhasil dilewati.

Banyak rumor yang beredar bahwa dosen yang mengajar sangatlah ketat dan bahkan tidak boleh bernapas, lalu saya berpikir kalau tidak boleh bernapas, ada baiknya mata kuliah ini jangan diambil dulu, saya harus berlatih menahan napas lebih lama...haha... tapi ternyata kenyataannya berbeda, Pak Sofyan memang tipikal yang ketat namun tetap membiarkan kami bernapas, bila tidak saya tidak mungkin sanggup menulis blog pada akhir semester ini. Selama pelajaran, kami dapat bernapas lega dan saya merasa cara pengajarannya juga bagus, ketat tapi santai. Ketat agar sesuai tujuan, namun santai agar dapat berkreasi dan berkembang.

Pembelajaran kelompok merupakan cara yang bagus, karena memang sebagai manusia kita adalah makhluk sosial yang saling berhubungan dan tergantung satu sama lainnya. Namun walaupun demikian, metode kelompok bila dilakukan terus menerus juga akan menemukan titik jenuh. Selain sebagai makhluk sosial, manusia juga adalah individu, dan setiap individu ingin bebas dan berkembang sendiri. Dalam kelompok, pasti ada yang mayoritas dan minoritas, sadar atau tidak sadar, langsung atau tidak langsung, pembedaan demikian akan terjadi. Akan ada yang pendapatnya akan terasa selalu benar atau akan ada yang mengerjakan lebih dibanding dengan yang lainnya. Metode kelompok memang efektif untuk saling bertukar pikiran, namun ada kalanya titik jenuh itu terasa. Kesabaran dari setiap individu ada batasnya, walaupun harusnya kesabaran itu tidak ada batasnya, namun ya tetap saja ada. Mungkin saja ada yang sudah tidak sabar karena selalu merasa minoritas dan akhirnya mematikan potensi dirinya dan menyerahkannya kepada mayoritas, atau bila dibalik yang mayoritas bisa saja merasa tidak sabar karena yang minoritas selalu nampak seperti ogah-ogahan. 

Walaupun demikian, metode pembelajaran kelompok memang paling efektif, ada satu pembelajaran penting di dalamnya, yaitu kerendahan hati. Terkadang sebagai seorang individu, kita melupakan kerendahan hati, padahal seharusnya kita dapat saling berbagi dan membantu satu sama lain. Ini juga merupakan salah satu pembelajaran berharga yang saya terima.

Seperti kata Pak Sofyan yang berdoa agar bertemu lagi di semester berikutnya, semoga saja, tapi tentu saja di mata kuliah yang beda ya Pak... Luluskan kami dengan nilai yang bagus semua ya Pak... Amin.

People may change like the seasons, but the lesson that we got will never change...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar