Model Awal

Prototyping... nama yang keren dan mungkin saja pernah didengar oleh telinga kita ketika sedang menonton film tentang robot atau film yang menceritakan dengan latar belakang teknologi. Atau biasa juga kita mendengar istilah prototype di berita ataupun media cetak. Contohya saja mobil prototype. Selain mobil dan robot, ternyata maket rumah juga merupakan prototype loh.
Prototype mobil hemat energi
Sumber : Google
Prototype robot 2005
Sumber : Google














Nah, sebenernya apa itu prototype?

Prototype adalah model awal atau contoh dasar yang lebih sederhana.

Lalu apa itu prototyping? Seperti pada penggunaan bahasa Inggris pada umumnya ketika ditambahkan akhiran -ing maka akan menjadi sebuah pekerjaan, seperti cycle menjadi cycling dari sepeda menjadi bersepeda.

Prototyping adalah suatu metode pengembangan perangkat lunak dengan membuat prototype nya terlebih dahulu sesuai dengan permintaan atau kebutuhan awal dari customer, lalu dari prototype itulah akan dikembangkan lebih lanjut untuk menjadi sistemnya.

Metode ini sangat sesuai untuk mengembangkan perangkat lunak atau sistem yang customer nya belum tahu dengan jelas apa yang diinginkan, ataupun untuk customer yang cerewet. Untuk penjelasan tentang  tahapan dari model proses prototype, yang dari mendengar permintaan atau kebutuhan customer hingga akhirnya jadi sistem, telah saya bahas di artikel saya yang sebelumnya. Di sini hanya berpusat pada tahapan Prototyping nya saja.

Hal terpenting dari prototyping adalah 
visual dan reuse.

Prototype nya dibuat dengan atau hanya dengan memperlihatkan visual kepada customer, agar customer paling tidak dapat melihat seperti apa sistem atau perangkat lunak yang diinginkan. Biasanya untuk pengembangan visualnya, developer akan menggunakan bahasa pemograman visual. Salah satu bahasa pemograman visual yang paling dikenal adalan VB atau Visual Basic karena sangat mudah untuk mengatur tampilannya. Selain daripada tampilan atau visualnya, masalah reuse juga penting. Prototype yang dibuat, harus bisa direuse, baik untuk pengembangan sistem selanjutnya ataupun untuk digunakan kemudian untuk customer yang berbeda namun memiliki kasus yang hampir sama.

Prototype yang dibuat terbagi 2 jenis yaitu :
  • Close-ended atau throw-away prototype (Prototype yang terbuang) artinya prototype tersebut hanya digunakan untuk menghasilkan informasi dan spesifikasi apa yang dibutuhkan untuk pengembangan sistemnya.
  • Open-ended atau evolutionary prototype (Prototype tak terbuang atau Prototype yang berkembang) artinya prototype nya akan menjadi tahapan awal dalam pembuatan sistemnya.
Sebenarnya masih ada suatu kebingungan dalam otak saya, walupun prototyping sangat cocok untuk metode pembuatan perangkat lunak bagi customer yang cerewet, namun dulu saya pernah mendengar bahwa lebih baik menghindari menggunakan metode prototyping ketika sedang membuatkan sistem basis data untuk customer yang cerewet. Mengapa? Karena sistemnya tidak akan selesai-selesai dan memakan waktu yang lama. Bila menggunakan metode prototyping untuk membuat sistem basis data bagi suatu perusahaan, sebaiknya memiliki kesepakatan awal dalam hal jangka waktu dan biaya pembuatan sistem hingga tahapan mana untuk mengurangi kerugian dari developer. Lalu bagaimana? Tetap menggunakan prototyping? Contoh kasus seperti apakah yang sesuai?

Lebih lanjut saya akan mendalami dan mencari tahu lebih lanjut tentang prototyping dan sebenarnya kasus seperti apa yang sesuai untuk metode ini.



P.S. Ingat ya, prototype itu contoh dasar. Siapa tahu nanti dengar atau nonton film tentang teknologi atau robot lagi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar